Laman

Minggu, 17 April 2016

Makalah Ilmu Sosial & Budaya Dasar
Menunjukkan dan Menerapkan Perkembangan Seni
Kelompok 9
1.      Nabilla Puspita Dewi                     (201410170311406)
2.      Wahyu Setyo Raharjo N.N.N         (201410170311409)
3.      Mike Dwi Handayani                    (201410170311425)
4.      Nindya Oktafiani Putri                  (201410170311427)
5.      Irvan Arifansyah                            (201410170311431)
6.      Ely Mastyam Widyawati               (201410170311433)


Jurusan Akuntansi
Kelas 1H
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang



Menurut Janet Woll seni adalah produk sosial. Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dll), seni dapat berupa seni rupa, seni musik, dll. Menurut bahasa “seni” berarti indah, tetapi menurut istilah “seni” merupakan suatu manisfestasi dan pancaran rasa keindahan, pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri seseorang untuk menghasilkan suatu aktiviti. Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah hasil dari ide-ide para seniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan, pendidikan, dan inspirasi serta tenaga seniman itu sendiri. Karya seni dapat dituangkan dalam bentuk garis, warna, gerak, bunyi, kata-kata, bahasa dan rupa bentuk yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran. Seni juga merupakan segi batin masyarakat yang juga berfungsi sebagai jembatan penghubung antar kebudayaan yang beraneka ragam. Karya seni selalu bersifat sosial karena kehadirannya menggambarkan masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis dan agung. Memahami seni suatu masyarakat berarti memahami aktifitas penting masyarakat yang bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif.

A.     Hakekat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni bagi Manusia
Dalam kehidupan kita sehari-hari, berbagai pendapat yang mempertentangkan praksis sains dan teknologi secara bipolar masih sering terdengar. Sudah tentu, diskursus tersebut tidak mungkin muncul tanpa sejarah. Salah satu sebabnya, boleh jadi ialah karena pemahaman umum tentang teknologi sebagai perpanjangan tangan dari sains modern yang dianggap selalu berurusan dengan kepastian rasional dan serba keterukuran dalam logika positivism. Adapun seni atau lebih khusus lagi, seni rupa modern, umumnya dilihat sebagai praksis filosofis yang justru identik dengan berbagai macam ketidakpastian, penafsiran personal, dan subjektivitas. Pertentangan bipolar itu juga terkait dengan pandangan kalayak yang di satu sisi memahami teknologi sebagai perwujudan nyata dari cita-cita kemajuan peradaban modern secara konkret, berdampak pada kehidupan manusia. Sementara di sisi lain, melihat seni sebagai aktualisasi pengalaman batin, intuisi, dunia pra reflektif manusia dan khazanah rasawi yang tak terjamah.
Demikian paparan dari Agung Hujatkajennong pada diskusi yang berlangsung dalam rangka pameran Video Sculpture di Jerman Sejak 1963 di ITB, 9 juni lalu. Pendapat–pendapat tersebut memang tidak sepenuhnya keliru melihat pemisahan yang secara sadar atau tidak memang dilakukan oleh para pelaku teknologi dan seni tersebut. Pemisahan ini tidak terlepas dari ambisi manusia sendiri untuk mengejar modernitas, menciptakan spesialisasi dalam bidang-bidang kehidupan manusia demi terwujudnya praktik dan disiplin keilmuan yang otonom.
Sejarah sendiri mencatat bagaimana pada paruh pertama abad ke-20, kedua bidang tersebut telah menghasilkan puncak-puncak penemuan dalam kebudayaan modern, dimana eksperimentasi dan riset menjadi tulang punggung dalam pencapaian kesejahteraan manusia. Namun berbagai penemuan tersebut semakin memisahkan seni dan teknologi dimasa itu hingga menjangkau dalam tatanan konsep. Keterkaitan antara keduanya hanya samar-samar terlihat dalam hal keinginan untuk terus menemukan sesuatu yang baru.
Tetapi dalam dekade 60-an, terjadi perubahan mendasar dalam konsep tersebut. kehadiran genre video art, mempertemukan dua perangkat tersebut bagai dua sisi mata uang logam. Memang tidak bisa dipungkiri kehadiran kamera, film, dan video telah menciptakan sintesis antara dunia imaji dalam seni dengan perangkat teknologi reproduksi mekanik. Kelahiran fotografi dan sinema telah membawa perubahan besar dalam kebudayaan Indonesia. Sebuah pendobrakan terhadap tataran konsep pemisahan seni dan teknologi.
Menanggapi berkembangnya video art , Agung menjelaskan bahwa seni yang hadir lewat teknologi video memiliki ciri unik sendiri. Secara sejarah, karya-karya dalam video art menuntut kita untuk mendefinisikan kembali model persepsi estetik secara baru karena karakter-karakter inheren medium video yang khusus membedakan dengan seni lukis, tari, teater, bahkan sinema sekalipun. Video merupakan rangkaian citra bergerak dan suara yang terlibat dengan waktu yang berbeda dengan lukisan. Karya-karya purwarupa video art juga mendeskontruksi konvensi narasi dan pola yang penting hadir dalam sinema/film. Ketika fotograpi dan film/sinema hadir sebagai kebaruan dari teknologi dan seni, video art justru lahir dari kecurigaan dan kritisme terhadap seni dan teknologi.
Salah satu fenomena yang menjadi kritik terhadap seni dan teknologi adalah televisi. Televisi yang hadir dalam dekade 60-an, menjadi sebuah jargon teknologi informasi yang sangat agresif. Kebutuhan akan televisi telah memicu lahirnya sistem komunikasi yang baru. Sistem komunikasi ini yang mampu mendorong perubahan sosial, politik, ekonomi secara besar-besaran dalam kehidupan manusia. Sejak pertama kali televisi ditemukan telah menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan hiburan, informasi, pendapat bahkan ideologi yang terselubung. Kritik yang sama terhadap budaya TV dan budaya tontonan juga ditampilkan dalam pameran video art bulan ini.
Video art yang hadir dalam bentuk kritisme terhadap seni dan teknologi disajikan dalam bentuk berbeda. Dimana seni dan peralatan teknologi sendiri digunakan untuk menggambarkan kritik tersebut. Sejak berkembangnya video art sampai sekarang, penggunaan perangkat teknologi terbaru juga menyertai setiap karya yang hadir. Video art hadir dalam berbagi bentuk teknologi visual yang secara konseptual seiring dengan diskursus yang berkembang dalam praksis seni rupa.
Terlepas dari kehadiran video art sebagai bentuk kritik teknologi dan seni memang berada dalam sebuah konteks sama mengusung pada kemajuan budaya manusia. Pada dataran tertentu, video art memang merupakan sinergi paling menguntungkan antara seni dan teknologi. Disatu sisi penemuan-penemuan teknologi telah menyumbangkan sistem bahasa yang baru bagi seni, sehingga perkembangan seni tidak berhenti dengan kanon-kanon yang klasik seperti seni lukis dan seni patung saja. Perkembangan arus informasi dan makin gemerlapnya dunai dengan teknologi, seharusnya dilengkapi dengan keterlibatan seni dalam perkenalan dengan manusia. Seni sebagai sebuah imaji batin yang mampu dirasa bersanding dengan penerapan teknologi yang agresif. Dengan tujuan yang sama untuk memajukan budaya manusia sekaligus menyejahterakannya.
Proses-proses kreatif yang hadir dari seni, seharusnya bisa menjadi stimulant yang baik bagi para saintis/teknograp dan seniman di Indonesia untuk lebih memahami proses perubahan budaya di masyarakat berkaitan dengan adaptasi dan aplikasi seni dan teknologi. Kolaborasi diantara pihak-pihak tersebut akan mengembalikan praksis seni dan teknologi pada fitrahnya sebagai techne.
Techne yang merupakan proses kreatif seni dan ilmu pengetahuan juga telah melahirkan teknologi yang tidak hanya modern tetapi juga memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan manusia. Sudah menjadi sifat dasar manusia bila telah terpenuhinya keinginan, maka akan timbul keinginan lainnya atau menambah apa yang telah tercapai. Dan setiap orang tidak ingin mengalami kesulitan, tetapi setiap orang akan berusaha setiap langkah untuk mendapatkan kemudahan. Kemudahan itu didapatkan dari kreativitas seni dan ilmu pengetahuan yang menghasilkan teknologi, misalnya:
a.      Penggunaan teknologi nuklir, orang dapat membuat reaktor nuklir yang dapat menghasilkan zat-zat radioaktif, yang dimanfaatkan untuk keperluan, misalnya untuk keperluan kesehatan (sinar rontgen), memperbaiki bibit pada bidang pertanian dan lain sebagainya.
b.      Teknologi pengendalian air sungai, misalnya dengan membuat irigasi modern sehingga petani mendapat kemudahan memperoleh air. Bendungan dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Alat rumah tangga mempermudah ibu-ibu bekerja di dapur, seperti alat-alat masak.
c.       Di dunia pendidikan, teknologi juga dapat membuat macam-macam media pendidikan, seperti OHP, slide, TV, dan lain-lain yang mempermudah pendidikan muridnya.

B.      Hakekat dan Makna Seni
Menurut pandangan tradisional, seni hanya diekspresikan oleh segelintir orang dan audiensi yang eksklusif. Pandangan ini mengatakan bahwa kegiatan artistik yang benar, apapun macamnya hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memiliki kreatifitas unik. Namun dewasa ini, pandangan semacam itu dianggap terlalu sempit dan eliteis. Seringkali para artis, pelukis, musikus, dan lain sebagainya dianggap orang yang menghasilkan kreasi-kreasi baru yang berbeda dengan sebelumnya. Namun para pelaku yang dianggap seniman tersebut seringkali hanya dapat berkarya dalam lingkungan estetis kebudayaan mereka dan memanfaatkan idiom-idiom yang digunakan masyarakat mereka. Maka keliru bila ada yang menganggap bahwa karya-karya seni itu bersifat individual dan eksklusif, terpisah dari masyarakat. Oleh sebab itu, segala aktifitas pun tak mungkin dilepaskan dari eksistensi serta aktifitas masyarakat secara keseluruhan.
Seni adalah suatu nilai hakiki yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam seluruh sejarah kebudayaan manusia pun ditandai dengan seni manusia sebagaimana terungkap dalam berbagai ragam karya seni. Mungkin sulit memisahkan permulaan kesenian dan kebudayaan manusia, karena aktifitas sosial pada hakikatnya bersifat artistik, yakni pembentukan lingkungan materiil menjadi lingkungan yang manusiawi berkat keterampilan dan kreatifitas manusia. Manusia pernah didefinisikan sebagai a tool-using animal, binatang yang menggunakan alat. Namun alat itu sejak mulanya lebih merupakan alat artis daripada alat seorang pekerja. Manusia tak pernah bergantung dan tunduk sepenuhnya pada lingkungan alamiah tertentu. Manusia adalah pencipta lingkungannya. Maka sejak awal mulanya, manusia adalah sang artis, seniman. Karya seni merupakan wujud dari keseluruhan serta keagungan hati manusia. Seni memang tiada lain dari keindahan yang terpancar dari segi batin yang halus. Maka seni merupakan aktif-kreatif-dinamis; suatu kekuatan yang dapat menghidupkan dan memperkaya batin manusia dan masyarakat. Seni adalah nilai yang secara kreatif mendorong manusia ke arah pemenuhan martabat manusia sebagai manusia.
Seni juga merupakan segi batin masyarakat, yang juga berfungsi sebagai jembatan penghubung antar kebudayaan yang berlainan coraknya. Disini, seni berperan sebagai jalan untuk memahami kebudayaan suatu masyarakat. Menonton wayang misalnya, orang mengenal eksistensi kebudayaan Jawa ataupun kebudayaan-kebudayaan lain yang juga memiliki unsur seni wayang. Atau melalui Candi Borobudur orang dapat berkontak dengan denyut nadi kehidupan kebudayaan Buddhis. Karenanya suatu karya seni selalu bersifat sosial. Kehadiran karya seni selalu mengandaikan kehadiran suatu masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis, dan agung. Suatu karya seni tidak saja melambangkan kehadiran sang artis, seniman yang menciptakannya, melainkan melambangkan juga kehadiran masyarakat. Oleh sebab itu, menghargai dan memahami seni adalah penting. Memahami seni suatu masyarakat berarti memahami aktifitas vital masyarakat yang bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif. Oleh sebab itu, benar adanya apa yang dikatakan Janet Woll, bahwa seni adalah produk sosial.

C.      Perkembangan Seni
Kemungkinan berkembangnya seni dan budaya dipengaruhi oleh: (1) faktor internal, yaitu kreativitas manusia yang tumbuh dari dalam dirinya yang melahirkan ide-ide baru yang original. Berdasarkan kesadaran terhadap dirinya dan karena pengalaman hidupnya , maka manusia mampu menciptakan sesuatu yang baru secara berkelanjutan untuk kepentingan hidupnya; (2) faktor eksternal, yaitu faktor lingkungan hidup yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya. Tantangan alam yang terlalu kuat, misalnya daerah yang sangat kering seperti di daerah gurun pasir, atau daerah yang sangat dingin seperti daerah kutub, menjadikan manusia tak terangsang untuk mecipta seni. Berbeda dengan orang-orang di daerah tropis dan sub tropis yang alamnya subur , apabila kebutuhan primer mereka sudah terpenuhi maka mereka ingin mendapatkan kesenangan dan rasa bahagia dari pengalaman estetik. Perkembangan kesenian biasanya didukung oleh kehidupan yang makmur sebab bagi orang-orang yang telah tercukupi kebutuhan biolgisnya, mereka pasti mempunyai dorongan untuk menikmati hasil seni.
Faktor sosial dan budayalah yang biasanya berpengaruh besar terhadap perkembangan seni dan budaya. Komunikasi sosial, baik komunikasi antarkelompok masyarakat maupun antarbangsa menjadikan perkembangan seni dan budaya lebih efesien. Sejarah menunjukkan bahwa kedatangan Ras Palae Mongoloid secara bergelombang dengan membawa peradaban yang lebih tinggi itu mengembangkan seni dan budaya kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Indonesia. Orang-orang Mongoloid memperkenalkan bentuk masyarakat dusun dengan seorang kepada dusun. Mereka membuat pondok- pondok dengan bahan kayu untuk tempat tinggal. Mereka membuat bentuk-bentuk bangunan pokok, kemudian dikembangkan menurut kebutuhan dan diserasikan dengan lingkungan alamnya. Dinding pondok dihiasi dengan corak dekoratif yang indah. Motif hias yang mereka pilih berdasarkan lingkungan alam sekitar, yaitu flora dan fauna, serta motif-motif geometrik berdasarkan kreativitas mereka.
Pada zaman Neolithikum penduduk melayu purba mengenal logam, kemudian mengambil alih kebudayaan Tiongkok yang disebut kebudayaan Dongson. Mereka membuat barang-barang seni dari bahan perunggu seperti kapak sepatu, yaitu alat untuk bertani atau sebagai pusaka, cincin untuk perhiasan busana, mata uang untuk kepentingan upacara keagamaan. Masuknya agama Hindu pada abad ke IV mempengaruhi peradaban bangsa Indonesia. Akulturasi antara kebudayaan asli dengan kebudayaan Hindu mempercepat laju perkembangan seni dan budaya Indonesia.
Deras arus informasi dan cepatnya komunikasi antarbudaya mengakibatkan revolusi kebudayaan. Menurut Tolstoy, seni adalah kegiatan manusia yang dilakukan secara sadar dengan perantaraan tanda-tanda lahiriah tertentu untuk menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain sehingga mereka kejangkitan perasaan ini dan juga mengalaminya. Dengan kata lain seni sebagai komunikasi dari pencipta kepada orang lain.
D.     Dampak Penyalahgunaan Seni Pada Kehidupan Sosial dan Budaya
Dampak yang diperoleh akibat direncanakan oleh manusia atau bahkan tidak direncanakan tetapi dampaknya diluar kehendak manusia. Sebagai contoh, dampak penyalahgunaan seni yaitu :
1.      Pencemaran air
Pencemaran air berasal dari limbah industri berupa zat kimia, sampah plastik dan yang lainnya. Apabila zat yang berasal dari bahan kimia tersebut berhasil masuk dalam tubuh manusia, maka akan membahayakan bagi manusia itu sendiri. Misalnya dalam pembuatan batik, sekarang pembuatan batik banyak menggunakan pewarna kimia berbahaya. Sehingga sisa pewarnanya yang tidak terpakai biasanya langsung dibuang ke sungai dan akhirnya sungai menjadi kotor dan tercemar.
2.      Pencemaran Suara
Pencemaran berupa suara akan mampu merusak kesehatan manusia. Pencemaran suara merupakan keadaan dimana masuknya suara yang masuk terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia. Gangguan yang ditimbulkan oleh suara akan menganggu sistem pendengaran manusia. Selanjutnya akan merusak sistem yang lainnya misal, perubahan tekanan darah, denyut nadi , gangguan jantung, dan  strees serta gangguan yang lainnya.
3.      Pencemaran Sosial Budaya
Perkembangan seni terutama di kota besar akan berdampak buruk terhadap masyarakat dipedesaan. Dampak yang dapat ditimbulkan akibat pencemaran sosial budaya akan menjadikan masyarakat desa menjadi konsumtif, urbanisasi yang tidak terkendali, perubahan gaya hidup, meningkatnya kriminalitas dan sebagainya.
Selain itu Dampak penyalahgunaan seni yaitu : dapat menghilangkan kebudayaan asli Indonesia, serta dapat terjadi proses perubahan sosial didaerah yang dapat mengakibatkan permusuhan antar suku sehingga rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi goyah. Apabila budaya asing masuk ke Indonesia, dan tidak ada lagi kesadaran dari masyarakat untuk mempertahankan dan melestarikannya, dipastikan lagi masyarakat Indonesia tidak akan dapat lagi melihat kebudayaan Indonesia kedepan. Lebih lanjut lagi mengenai dampak negatif yang ada, misalnya : pemborosan Biaya untuk pembuatan sebuah karya, yang para seniman tidak pernah merasa puas atas apa yang telah dihasilkan dari karyanya. Sehingga mereka membuat sebuah karya lagi yang sama dengan penambahan biaya.
E.      Problematika Penggunaan Seni Bagi Manusia
1.      Rendahnya kontribusi seni nasional di sektor produksi. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh kurangnya efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan teknologi dalam kegiatan ekspor.
2.      Lemahnya sinergi kebijakan seni, sehingga kegiatan seni belum sanggup memberikan hasil yang signifikan.
3.      Belum berkembangnya budaya seni di kalangan masyarakat. Budaya bangsa secara umum masih belum mencerminkan nilai-nilai seni yang mempunyai penalaran objektif, rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum berkembang ke arah yang lebih suka menciptakan daripada sekedar memakai, lebih suka membuat dari sekadar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada.



DAFTAR PUSTAKA
Winarno,dkk.2008.Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta:Bumi Aksara.
Tumanggor Rusmin,dkk.2008. Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Jakarta:Kencana.
Effendi Ridwan,dkk.2007. Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Jakarta:Kencana.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar