Makalah Ilmu Sosial &
Budaya Dasar
Menunjukkan dan Menerapkan
Perkembangan Seni
Kelompok 9
1. Nabilla Puspita Dewi (201410170311406)
2. Wahyu Setyo Raharjo N.N.N (201410170311409)
3. Mike Dwi Handayani (201410170311425)
4. Nindya Oktafiani Putri (201410170311427)
5. Irvan Arifansyah (201410170311431)
6. Ely Mastyam Widyawati (201410170311433)
Jurusan Akuntansi
Kelas 1H
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Universitas Muhammadiyah
Malang
Menurut Janet Woll seni adalah produk
sosial. Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia, seni adalah keahlian yang
membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dll),
seni dapat berupa seni rupa, seni musik, dll. Menurut bahasa “seni” berarti
indah, tetapi menurut istilah “seni” merupakan suatu manisfestasi dan pancaran
rasa keindahan, pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri seseorang
untuk menghasilkan suatu aktiviti. Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah
hasil dari ide-ide para seniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan,
pendidikan, dan inspirasi serta tenaga seniman itu sendiri. Karya seni dapat
dituangkan dalam bentuk garis, warna, gerak, bunyi, kata-kata, bahasa dan rupa
bentuk yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran. Seni juga
merupakan segi batin masyarakat yang juga berfungsi sebagai jembatan penghubung
antar kebudayaan yang beraneka ragam. Karya seni selalu bersifat sosial karena
kehadirannya menggambarkan masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis dan agung.
Memahami seni suatu masyarakat berarti memahami aktifitas penting masyarakat
yang bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif.
A. Hakekat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni
bagi Manusia
Dalam kehidupan kita sehari-hari,
berbagai pendapat yang mempertentangkan praksis sains dan teknologi secara
bipolar masih sering terdengar. Sudah tentu, diskursus tersebut tidak mungkin
muncul tanpa sejarah. Salah satu sebabnya, boleh jadi ialah karena pemahaman
umum tentang teknologi sebagai perpanjangan tangan dari sains modern yang
dianggap selalu berurusan dengan kepastian rasional dan serba keterukuran dalam
logika positivism. Adapun seni atau lebih khusus lagi, seni rupa modern,
umumnya dilihat sebagai praksis filosofis yang justru identik dengan berbagai
macam ketidakpastian, penafsiran personal, dan subjektivitas. Pertentangan
bipolar itu juga terkait dengan pandangan kalayak yang di satu sisi memahami
teknologi sebagai perwujudan nyata dari cita-cita kemajuan peradaban modern
secara konkret, berdampak pada kehidupan manusia. Sementara di sisi lain, melihat
seni sebagai aktualisasi pengalaman batin, intuisi, dunia pra reflektif manusia
dan khazanah rasawi yang tak terjamah.
Demikian paparan dari Agung Hujatkajennong
pada diskusi yang berlangsung dalam rangka pameran Video Sculpture di Jerman
Sejak 1963 di ITB, 9 juni lalu. Pendapat–pendapat tersebut memang tidak
sepenuhnya keliru melihat pemisahan yang secara sadar atau tidak memang
dilakukan oleh para pelaku teknologi dan seni tersebut. Pemisahan ini tidak
terlepas dari ambisi manusia sendiri untuk mengejar modernitas, menciptakan
spesialisasi dalam bidang-bidang kehidupan manusia demi terwujudnya praktik dan
disiplin keilmuan yang otonom.
Sejarah sendiri mencatat bagaimana
pada paruh pertama abad ke-20, kedua bidang tersebut telah menghasilkan
puncak-puncak penemuan dalam kebudayaan modern, dimana eksperimentasi dan riset
menjadi tulang punggung dalam pencapaian kesejahteraan manusia. Namun berbagai
penemuan tersebut semakin memisahkan seni dan teknologi dimasa itu hingga
menjangkau dalam tatanan konsep. Keterkaitan antara keduanya hanya samar-samar
terlihat dalam hal keinginan untuk terus menemukan sesuatu yang baru.
Tetapi dalam dekade 60-an, terjadi
perubahan mendasar dalam konsep tersebut. kehadiran genre video art,
mempertemukan dua perangkat tersebut bagai dua sisi mata uang logam. Memang
tidak bisa dipungkiri kehadiran kamera, film, dan video telah menciptakan
sintesis antara dunia imaji dalam seni dengan perangkat teknologi reproduksi
mekanik. Kelahiran fotografi dan sinema telah membawa perubahan besar dalam
kebudayaan Indonesia. Sebuah pendobrakan terhadap tataran konsep pemisahan seni
dan teknologi.
Menanggapi berkembangnya video art ,
Agung menjelaskan bahwa seni yang hadir lewat teknologi video memiliki ciri
unik sendiri. Secara sejarah, karya-karya dalam video art menuntut kita
untuk mendefinisikan kembali model persepsi estetik secara baru karena
karakter-karakter inheren medium video yang khusus membedakan dengan seni
lukis, tari, teater, bahkan sinema sekalipun. Video merupakan rangkaian citra
bergerak dan suara yang terlibat dengan waktu yang berbeda dengan lukisan.
Karya-karya purwarupa video art juga mendeskontruksi konvensi narasi dan
pola yang penting hadir dalam sinema/film. Ketika fotograpi dan film/sinema
hadir sebagai kebaruan dari teknologi dan seni, video art justru lahir
dari kecurigaan dan kritisme terhadap seni dan teknologi.
Salah satu fenomena yang menjadi
kritik terhadap seni dan teknologi adalah televisi. Televisi yang hadir dalam
dekade 60-an, menjadi sebuah jargon teknologi informasi yang sangat agresif.
Kebutuhan akan televisi telah memicu lahirnya sistem komunikasi yang baru. Sistem
komunikasi ini yang mampu mendorong perubahan sosial, politik, ekonomi secara
besar-besaran dalam kehidupan manusia. Sejak pertama kali televisi ditemukan
telah menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan hiburan, informasi, pendapat
bahkan ideologi yang terselubung. Kritik yang sama terhadap budaya TV dan
budaya tontonan juga ditampilkan dalam pameran video art bulan ini.
Video art yang hadir dalam bentuk kritisme terhadap seni
dan teknologi disajikan dalam bentuk berbeda. Dimana seni dan peralatan
teknologi sendiri digunakan untuk menggambarkan kritik tersebut. Sejak
berkembangnya video art sampai sekarang, penggunaan perangkat teknologi
terbaru juga menyertai setiap karya yang hadir. Video art hadir dalam
berbagi bentuk teknologi visual yang secara konseptual seiring dengan diskursus
yang berkembang dalam praksis seni rupa.
Terlepas dari kehadiran video art sebagai
bentuk kritik teknologi dan seni memang berada dalam sebuah konteks sama
mengusung pada kemajuan budaya manusia. Pada dataran tertentu, video art memang
merupakan sinergi paling menguntungkan antara seni dan teknologi. Disatu sisi
penemuan-penemuan teknologi telah menyumbangkan sistem bahasa yang baru bagi
seni, sehingga perkembangan seni tidak berhenti dengan kanon-kanon yang klasik
seperti seni lukis dan seni patung saja. Perkembangan arus informasi dan makin
gemerlapnya dunai dengan teknologi, seharusnya dilengkapi dengan keterlibatan
seni dalam perkenalan dengan manusia. Seni sebagai sebuah imaji batin yang
mampu dirasa bersanding dengan penerapan teknologi yang agresif. Dengan tujuan
yang sama untuk memajukan budaya manusia sekaligus menyejahterakannya.
Proses-proses kreatif yang hadir dari
seni, seharusnya bisa menjadi stimulant yang baik bagi para saintis/teknograp
dan seniman di Indonesia untuk lebih memahami proses perubahan budaya di
masyarakat berkaitan dengan adaptasi dan aplikasi seni dan teknologi.
Kolaborasi diantara pihak-pihak tersebut akan mengembalikan praksis seni dan
teknologi pada fitrahnya sebagai techne.
Techne yang merupakan proses kreatif seni dan ilmu
pengetahuan juga telah melahirkan teknologi yang tidak hanya modern tetapi juga
memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan manusia. Sudah menjadi sifat dasar
manusia bila telah terpenuhinya keinginan, maka akan timbul keinginan lainnya
atau menambah apa yang telah tercapai. Dan setiap orang tidak ingin mengalami
kesulitan, tetapi setiap orang akan berusaha setiap langkah untuk mendapatkan
kemudahan. Kemudahan itu didapatkan dari kreativitas seni dan ilmu pengetahuan
yang menghasilkan teknologi, misalnya:
a. Penggunaan teknologi nuklir, orang dapat
membuat reaktor nuklir yang dapat menghasilkan zat-zat radioaktif, yang
dimanfaatkan untuk keperluan, misalnya untuk keperluan kesehatan (sinar
rontgen), memperbaiki bibit pada bidang pertanian dan lain sebagainya.
b. Teknologi pengendalian air sungai, misalnya
dengan membuat irigasi modern sehingga petani mendapat kemudahan memperoleh
air. Bendungan dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Alat rumah tangga
mempermudah ibu-ibu bekerja di dapur, seperti alat-alat masak.
c. Di dunia pendidikan, teknologi juga dapat
membuat macam-macam media pendidikan, seperti OHP, slide, TV, dan lain-lain
yang mempermudah pendidikan muridnya.
B. Hakekat dan Makna Seni
Menurut pandangan tradisional, seni
hanya diekspresikan oleh segelintir orang dan audiensi yang eksklusif.
Pandangan ini mengatakan bahwa kegiatan artistik yang benar, apapun macamnya
hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memiliki kreatifitas unik. Namun
dewasa ini, pandangan semacam itu dianggap terlalu sempit dan eliteis.
Seringkali para artis, pelukis, musikus, dan lain sebagainya dianggap orang
yang menghasilkan kreasi-kreasi baru yang berbeda dengan sebelumnya. Namun para
pelaku yang dianggap seniman tersebut seringkali hanya dapat berkarya dalam
lingkungan estetis kebudayaan mereka dan memanfaatkan idiom-idiom yang
digunakan masyarakat mereka. Maka keliru bila ada yang menganggap bahwa
karya-karya seni itu bersifat individual dan eksklusif, terpisah dari
masyarakat. Oleh sebab itu, segala aktifitas pun tak mungkin dilepaskan dari
eksistensi serta aktifitas masyarakat secara keseluruhan.
Seni adalah suatu nilai hakiki yang
tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam seluruh sejarah kebudayaan
manusia pun ditandai dengan seni manusia sebagaimana terungkap dalam berbagai
ragam karya seni. Mungkin sulit memisahkan permulaan kesenian dan kebudayaan
manusia, karena aktifitas sosial pada hakikatnya bersifat artistik, yakni
pembentukan lingkungan materiil menjadi lingkungan yang manusiawi berkat
keterampilan dan kreatifitas manusia. Manusia pernah didefinisikan sebagai a
tool-using animal, binatang yang menggunakan alat. Namun alat itu sejak
mulanya lebih merupakan alat artis daripada alat seorang pekerja. Manusia tak
pernah bergantung dan tunduk sepenuhnya pada lingkungan alamiah tertentu.
Manusia adalah pencipta lingkungannya. Maka sejak awal mulanya, manusia adalah
sang artis, seniman. Karya seni merupakan wujud dari keseluruhan serta
keagungan hati manusia. Seni memang tiada lain dari keindahan yang terpancar
dari segi batin yang halus. Maka seni merupakan aktif-kreatif-dinamis; suatu
kekuatan yang dapat menghidupkan dan memperkaya batin manusia dan masyarakat.
Seni adalah nilai yang secara kreatif mendorong manusia ke arah pemenuhan
martabat manusia sebagai manusia.
Seni juga merupakan segi batin
masyarakat, yang juga berfungsi sebagai jembatan penghubung antar kebudayaan
yang berlainan coraknya. Disini, seni berperan sebagai jalan untuk memahami
kebudayaan suatu masyarakat. Menonton wayang misalnya, orang mengenal
eksistensi kebudayaan Jawa ataupun kebudayaan-kebudayaan lain yang juga
memiliki unsur seni wayang. Atau melalui Candi Borobudur orang dapat berkontak
dengan denyut nadi kehidupan kebudayaan Buddhis. Karenanya suatu karya seni
selalu bersifat sosial. Kehadiran karya seni selalu mengandaikan kehadiran
suatu masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis, dan agung. Suatu karya seni
tidak saja melambangkan kehadiran sang artis, seniman yang menciptakannya,
melainkan melambangkan juga kehadiran masyarakat. Oleh sebab itu, menghargai
dan memahami seni adalah penting. Memahami seni suatu masyarakat berarti
memahami aktifitas vital masyarakat yang bersangkutan dalam momen yang paling
dalam dan kreatif. Oleh sebab itu, benar adanya apa yang dikatakan Janet Woll,
bahwa seni adalah produk sosial.
C. Perkembangan Seni
Kemungkinan berkembangnya seni dan budaya dipengaruhi oleh: (1)
faktor internal, yaitu kreativitas manusia yang tumbuh dari dalam dirinya yang
melahirkan ide-ide baru yang original. Berdasarkan kesadaran terhadap dirinya
dan karena pengalaman hidupnya , maka manusia mampu menciptakan sesuatu yang
baru secara berkelanjutan untuk kepentingan hidupnya; (2) faktor eksternal,
yaitu faktor lingkungan hidup yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan
sosial budaya. Tantangan alam yang terlalu kuat, misalnya daerah yang sangat
kering seperti di daerah gurun pasir, atau daerah yang sangat dingin seperti
daerah kutub, menjadikan manusia tak terangsang untuk mecipta seni. Berbeda
dengan orang-orang di daerah tropis dan sub tropis yang alamnya subur , apabila
kebutuhan primer mereka sudah terpenuhi maka mereka ingin mendapatkan
kesenangan dan rasa bahagia dari pengalaman estetik. Perkembangan kesenian
biasanya didukung oleh kehidupan yang makmur sebab bagi orang-orang yang telah
tercukupi kebutuhan biolgisnya, mereka pasti mempunyai dorongan untuk menikmati
hasil seni.
Faktor sosial dan budayalah yang biasanya berpengaruh besar
terhadap perkembangan seni dan budaya. Komunikasi sosial, baik komunikasi
antarkelompok masyarakat maupun antarbangsa menjadikan perkembangan seni dan
budaya lebih efesien. Sejarah menunjukkan bahwa kedatangan Ras Palae Mongoloid
secara bergelombang dengan membawa peradaban yang lebih tinggi itu
mengembangkan seni dan budaya kelompok-kelompok masyarakat yang ada di
Indonesia. Orang-orang Mongoloid memperkenalkan bentuk masyarakat dusun dengan
seorang kepada dusun. Mereka membuat pondok- pondok dengan bahan kayu untuk
tempat tinggal. Mereka membuat bentuk-bentuk bangunan pokok, kemudian
dikembangkan menurut kebutuhan dan diserasikan dengan lingkungan alamnya.
Dinding pondok dihiasi dengan corak dekoratif yang indah. Motif hias yang
mereka pilih berdasarkan lingkungan alam sekitar, yaitu flora dan fauna, serta
motif-motif geometrik berdasarkan kreativitas mereka.
Pada zaman Neolithikum penduduk melayu purba mengenal logam,
kemudian mengambil alih kebudayaan Tiongkok yang disebut kebudayaan Dongson.
Mereka membuat barang-barang seni dari bahan perunggu seperti kapak sepatu,
yaitu alat untuk bertani atau sebagai pusaka, cincin untuk perhiasan busana, mata
uang untuk kepentingan upacara keagamaan. Masuknya agama Hindu pada abad ke IV
mempengaruhi peradaban bangsa Indonesia. Akulturasi antara kebudayaan asli
dengan kebudayaan Hindu mempercepat laju perkembangan seni dan budaya
Indonesia.
Deras arus informasi dan cepatnya komunikasi antarbudaya
mengakibatkan revolusi kebudayaan. Menurut Tolstoy, seni adalah kegiatan
manusia yang dilakukan secara sadar dengan perantaraan tanda-tanda lahiriah
tertentu untuk menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada
orang lain sehingga mereka kejangkitan perasaan ini dan juga mengalaminya.
Dengan kata lain seni sebagai komunikasi dari pencipta kepada orang lain.
D.
Dampak Penyalahgunaan Seni Pada
Kehidupan Sosial dan Budaya
Dampak yang diperoleh akibat direncanakan oleh manusia atau bahkan
tidak direncanakan tetapi dampaknya diluar kehendak manusia. Sebagai contoh,
dampak penyalahgunaan seni yaitu :
1.
Pencemaran air
Pencemaran air berasal dari limbah industri
berupa zat kimia, sampah plastik dan yang lainnya. Apabila zat yang berasal
dari bahan kimia tersebut berhasil masuk dalam tubuh manusia, maka akan
membahayakan bagi manusia itu sendiri. Misalnya dalam pembuatan batik, sekarang
pembuatan batik banyak menggunakan pewarna kimia berbahaya. Sehingga sisa
pewarnanya yang tidak terpakai biasanya langsung dibuang ke sungai dan akhirnya
sungai menjadi kotor dan tercemar.
2.
Pencemaran Suara
Pencemaran berupa suara akan mampu merusak
kesehatan manusia. Pencemaran suara merupakan keadaan dimana masuknya suara
yang masuk terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia.
Gangguan yang ditimbulkan oleh suara akan menganggu sistem pendengaran manusia.
Selanjutnya akan merusak sistem yang lainnya misal, perubahan tekanan darah,
denyut nadi , gangguan jantung, dan strees
serta gangguan yang lainnya.
3.
Pencemaran Sosial Budaya
Perkembangan seni terutama di kota besar akan
berdampak buruk terhadap masyarakat dipedesaan. Dampak yang dapat ditimbulkan
akibat pencemaran sosial budaya akan menjadikan masyarakat desa menjadi konsumtif,
urbanisasi yang tidak terkendali, perubahan gaya hidup, meningkatnya
kriminalitas dan sebagainya.
Selain itu Dampak penyalahgunaan seni yaitu : dapat
menghilangkan kebudayaan asli Indonesia, serta dapat terjadi proses perubahan
sosial didaerah yang dapat mengakibatkan permusuhan antar suku sehingga rasa
persatuan dan kesatuan bangsa menjadi goyah. Apabila budaya asing masuk ke Indonesia,
dan tidak ada lagi kesadaran dari masyarakat untuk mempertahankan dan
melestarikannya, dipastikan lagi masyarakat Indonesia tidak akan dapat lagi
melihat kebudayaan Indonesia kedepan. Lebih lanjut lagi mengenai dampak negatif
yang ada, misalnya : pemborosan Biaya untuk pembuatan sebuah karya, yang para
seniman tidak pernah merasa puas atas apa yang telah dihasilkan dari karyanya.
Sehingga mereka membuat sebuah karya lagi yang sama dengan penambahan biaya.
E.
Problematika Penggunaan Seni Bagi
Manusia
1.
Rendahnya kontribusi seni nasional di sektor produksi. Hal ini antara lain
ditunjukkan oleh kurangnya efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta
minimnya kandungan teknologi dalam kegiatan ekspor.
2.
Lemahnya sinergi kebijakan seni, sehingga kegiatan seni belum sanggup
memberikan hasil yang signifikan.
3.
Belum berkembangnya budaya seni di kalangan masyarakat. Budaya bangsa
secara umum masih belum mencerminkan nilai-nilai seni yang mempunyai penalaran
objektif, rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum
berkembang ke arah yang lebih suka menciptakan daripada sekedar memakai, lebih
suka membuat dari sekadar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi
daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Winarno,dkk.2008.Ilmu
Sosial & Budaya Dasar. Jakarta:Bumi Aksara.
Tumanggor
Rusmin,dkk.2008. Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Jakarta:Kencana.
Effendi
Ridwan,dkk.2007. Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Jakarta:Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar